Surat Buat Menik

“Menik, tahukah kamu bahwa banyak hal-hal yang seumur hidup kita akan tersisa menjadi rahasia? Bagaimana bintang gemintang mati tanpa sempat kita kenali tata suryanya. Atau yang paling dekat, sempatkah kamu mengucap selamat tinggal pada satu demi satu selmu yang mati di tiap satuan waktu? Menik, rahasia memang berbicara tentang segala yang tak terjamah oleh pengetahuan sadar kita.

Menik, tahukah kamu bahwa banyak hal-hal yang seumur hidup kita akan tersisa menjadi rahasia? Bahwa ada jutaan jiwa meninggal setiap tahun tanpa kita sempat mengenal mereka. Mungkin satu dari mereka adalah seorang pensiunan jenderal yang menghembuskan nafas terakhirnya dalam kesepian sebuah panti jompo, sementara anak cucunya ribut berebut taco bell peninggalannya seperti hyena lapar. Kamu tak perlu peduli, seperti mereka pun tak peduli padamu. Maka demikianlah, di antara kamu dan mereka pun terjelma tabir rahasia.

Menik, tahukah kamu bahwa banyak hal-hal yang seumur hidup kita akan tersisa menjadi rahasia? Seperti halnya rupa masa depan kita berdua, bila kamu cukup sabar menunggu, dan tak terburu-buru menikahi laki-laki itu. Masa depan yang kini terperangkap dalam ketakterhinggaan jagat raya paralel, dijerat segala ‘jika’ dan ‘maka’ yang sia-sia.

Menik, tahukah kamu bahwa banyak hal-hal yang seumur hidup kita akan tersisa menjadi rahasia? Seperti juga segantang rindu ini buat kamu. Aku biarkan saja utuh. Tak tersentuh. Beku lalu membatu digilas kereta waktu. Kamu tak sadar kan, kalau ketidaktahuan memang bisa sejahat itu?”

pic: lunagirlmoonbeams.com