Namun air mataku adalah perawan puisi ini
Leburku dalam kata-kata
Sejenak saja,...
Dan sekerlip euforia pada keceriaanmu mesti sirna
Berganti pada deru petang shubuh, dan lusuh bangunan asing
Sembilu sunyi pilu
Belum jua kubuang diriku
Mengapa pula keping-keping salju itu begitu tajam menghujam?
Aku tak tahu
Ahh, sejenak saja...
Segala, seperti biasa...
R.D. 2009
0 Chirping sounds:
Posting Komentar