Usai Sekian Masa Tanpa Teralir Chakura
Usai sekian putaran pepasir yang berjatuhan tak kuguratkan,
Tak kutelurkan lautan sekalipun berwatas pada dangkalan
Berdiam memori dalam permakam, bahwasannya
Pena atau apa saja, musti kuceraikan daripada dekap genggaman jemari
Manakala mangsa rendheng bertandang, isak tangis perempuan
Di sudut lubuk perefleksi,
Disjungsi perapi berongga yang berkobar
Manakala visi atas lukis tirani minta dicaci, atau
Saat minipolitik mengemis sambitan-sambitan taik
Dan dikala asmaramaya meminta tetesan liur kefaunaanku
Atau saat keimanan merindu ditusirlukiskan, Astaghfirullah…
Ah, betapa semua hanya angsur berujung pada refleksi di datar hati
Dan aku dibawanya, berkelana pada tiap-tiap lembah
Astaghfirullah hal adziim… Astaghfirullah hal adziim… Astaghfirullah hal adziim…
Hhh…, tak kusangka gurat ini terlantur, laku bermil-mil jauhnya
Tapi, aku senang, aku girang, kukepakkan lengan meski tiada berlayang
Sementara itu, butir-butir pepasir masih mengalir dalam
Laju detak detik konstanta, hingga
Kukutlah yaum-yaum yang tersaji untukku
R.D.2007
0 Chirping sounds:
Posting Komentar